Minggu, 13 Juni 2021

Laporan Bacaan: Some Simple Ways to be a Better Teacher (Magang 1) #cuatro #eleventhmeeting

 Beberapa Cara Simpel Untuk Menjadi Guru Yang Baik

Oleh: Muhammad Rifqi (11901150)

PAI 4B

FTIK IAIN Pontianak 2021


Menjadi guru yang baik mungkin alasan mengapa seseorang masuk ke perguruan tinggi di fakultas pendidiikan dan ilmu keguruan. Menjadi salah satu dari mereka, mungkin saya bisa merasa related dari judul laporan bacaan yang saya tulis saat ini. Apakah setiap orang memiliki potensi untuk menjadi guru yang baik dan menyenangkan? Saya berasumsi bahwa setiap dari kita yang sudah at least menyelesaikan jenjang pendidikan selama 12 tahun atau lebih memiliki beberapa atau setidaknya satu guru favorit selama duduk di bangku sekolah formal dari tingkat Sekolah Dasar atau SD hingga Sekolah SMA atau Sekolah Menengah Atas. Personally, I think that is a common thing that every students got. Diantara kita, mungkin ada yang sangat ingin memberikan manfaat kepada orang lain. Harta mungkin akan sangat bermanfaat jika diberikan kepada orang lain, namun bukakn berarti orang yang hanya hidup berekcukupan tidak mampu memberikan faedah terhadap khalayak. At the end of the day, I just want to be myself weather it is an official hired teacher at public school, or just a normal regular person who always benefit a lot of people. Mereka diluar sana mungkin tidak akan pernah mengapresiasi usaha seseorang dalam memberikan manfaat bagi orang banyak, tapi masyarakat sangat memerlukan orang-orang yang berjuang meningkatkan kecerdasan umat paling tidak menurunkan angka buta huruf sehingga tidak aka nada lagi generasi yang tidak dapat membaca dan menulis, karena salah satu peritntah Allah kepada kita adalah membaca (Ref. QS AL ‘ALAQ Vers. One). Meskipun saya sudah dua tahun lulus dari tingkat Sekolah Menengah Atas, saya masih ingat aroma tersebut. Saya masih ingat aroma yang dibenci namun sangat dirindu. Mandi pagi dan menjinjing ransel kesebuah gedung kotak bernama sekolah merupakan hal yang dulu sangat ingin kita terbebas darinya, namun sangat membengkas di dalam jiwa yang sangat haus akan ilmu dan keterampilan. Dahulu mungkin kita menganggap bahwa mimpi buruk adalah ketika selama delapan jam terkurung di sekolah bak tahanan yang mengabiskan waktu hukuman dibalik sel jeruji bernama penjara. And it is actually a fact than most of the students feel that way, and I felt the same way though. Namun penderitaan itu semua akan berakhir sampai secarik kertas kuning bernama ijazah diserahkan dari tangan pihak sekolah kepada kalian yang sekarang ini sedang bejuang mati-matian untuk survived during the online school due to global pandemic. Setiap mili dari tinta pulpen yang kalian keluarkan adalah bukti bahwa kalian memiliki kesadaran, at least tanggung jawab kalian sebagai seorang pelajar atau sebagai seorang anak yang ingin berbakti dan menyenangkan kedua orang tua kalian dengan mengenyam pendidikan serta menimba ilmu and keep fighting for you future for being a better person from your parents. Mengenyam pendidikan bagaikan memenjarakan diri cukup worth-it. Setidaknya mayoritas masyarakat bertujuan untuk menimba ilmu dan menenyam pendidikan agar bisa mendapatkan pekeraan, menghasilkan uang dan membayar pajak. Honestly¸ itu tidak bisa kita katakan sebagai tujuan yang tidak mulia. Mengapa? Karena mereka hanyalah menjalankan siklus kehidupan sekelompok manusia agar rantai ekonomi bergerak dan memberi makan anak-anak mereka serta membahagiakan orang tua yang sudah menyapihnya dari tali pusar mereka masih menempel hingga uban dikepala mereka tumbuh.

 

Bacaan saya pada pekan ini adalah tentang “6 Cara Simpe Untuk Menjadi Guru yang lebih baik”. Seperti biasa artikel yang menjadi bahan bacaan saya juga dalam berbahasa asing. Kalian mungkin akan berprasangka bahawa saya tidak nasionalis dan sebagainya karena selalu membaca karya tulis orang luar dibanding tulisan karya orang dalam negeri. Well, I will not blame you for assuming that kind of thing to me at least I feel that too. Alasan sebenarnya mengapa saya selalu membaca artikel berbahasa asing hanyalah untuk meng-improve skill atau kemampuan membaca dan menerjemahkan tulisan berbahasa asing agar teman-teman kita yang belum diberi kesempatan oleh Allah untuk belajar bahasa asing bisa mendapatkan informasi yang sama tanpa perlu menghabiskan banyak waktu dan tenanga untuk belajar bahasa asing terlebih dahulu. Rasanya memang tidak adil jika rantai informasi dan komunikasi harus putus hanya karena kendala perbedaan bahasa sehingga bagi saya fardhu kifayah untuk menerjemahkan beberapa tulisan berbahasa asing kedalam bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita semua. Fisrt of all, mengapa saya membaca artikel tersebut, jawaban pendeknya karena saya sedang duduk di bangku kuliah keguruan. Jawaban panjangnya, saya ingin agar suatu hari nanti ketika sudah lulus dan meraih gelah sarjana pendidikan, saya bisa menjadi guru yang menyenangkan seperti guru-guru hebat yang pernah mengajar saya dari sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah SMA atau Sekolah Menengah Atas. Salah satu guru kegemaran saya waktu saya masih duduk di bangku MTs mengatakan bahwa untuk bisa menguasai suatu mata pelajaran adalah salah satunya dengan mencintai (cinta yang berbentuk hormat dan menyenangi) guru yang mengampu mata pelaaran tersebut dan saya setuju dengan beliau. Saya pernah menjadi seorang siswa dan saya merasakan sendiri bahwa terkadang guru yang menyenangkan membuat belajar terasa lebih semangat dan bergairah dibanding ketika belajar bersama guru killer yang sangat galak dan menakutkan. So I think it is really necessary for you guys to read this article as a lessons to be a better teacher. Alur pendidikan selama satu tahun ajaran pada sebuah bidang study ada di tangan guru. Guru bisa membolak-balikan emosi siswa dengan menjadi sangat anggun atau menjadi tempramen dan pemarah. Siapa yang suka guru pemarah? Jika kalian berjiwa militer mungkin jenis atau tipe guru pemarah tidak akan memengaruhi kualitas belajar kalian, namun tidak semua peserta didik bisa merasakan hal yang sama bukan? apalagi jika kalian sudah hilang respect terhadap seseorang, mungkin kalian akan merasa muak untuk menimba ilmu darinya. Kalian bisa menyalahkan kegagalan belajar kalian pada diri kalian sendir atau kepada guru yang mengajar kalian atau siapapun yang bisa kalian salahkan. Akan tetapi, hal tesebut tidak akan mengubah fakta bahwa kalian telah gagal. Gagal merupakan hal yang wajar. Kita bisa bangkit dan berusaha untuk lebih giat belajar agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Peran guru untuk masa sekarang mungkin tidak begitu pengaruh dengan hasil belajar kalian, namun bukan berarti kalian harus mengabaikan bahwa guru juga menjadi salah satu faktor kegagalan maupun keberhasilan belajar para peserta didik. Untuk itu saya tidak ingin menjadi guru yang membuat gagal para peserta didik dalam belajar dan menerima pelajaran.

 

Berikut ini merupakan 6 Cara Untuk Menjadi Guru yang lebih baik ala Lizzie Weakley, namun saya hanya akan membahas tiga poin pertama saja. untuk tiga poin lainnya. Mungkin dikesempatan berikutnya akan saya ulas. Who Knows?

Sebagai seorang guru, seluruh karir kita bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para peserta didik semampu dan semaksial yang kita bisa. Salah satu cara efektif agar tujuan ini tercapai adalah dengan menjadi guru terbaik (dan secara umum sebagai manusia yang lebih baik) yang kita bisa. Inilah enam cara untuk menjadi guru yang lebih baik agar dapat mensukseskan para peserta didik

1.) Jagalah dirimu sendiri

Saya cukup tekejut dengan point pertama dari artikel tersebut. Bukankah seseorang yang ingin memberikan manfaat kepada orang lain harus mengorbankan dirinya sendiri dan tidak memikirkan kepentingan pribadi? Bagi saya mungkin hal tersebut akan lebih make sense. Namun ternyata saya salah. Setelah membaca artikel tersebut, ternyata memperdulikan diri sendiri juga harus dilakukan oleh seorang pendidik. Para sisiwa memerlukan kita untuk senantiasa sehat. Guru akan memberikan yang terbaik saat berada dalam kondisi terbaik sehingga penting bagi seorang pendidik untuk menjaga diri mereka sendiri agar bisa memberikan manfaat kepada para siswa sehingga tidak mungkin seorang guru akan marah-marah tidak jelas saat emosinya sedang bahagia dan stabil sehingga penting bagi sang guru untuk menjaga kesehatan dan spiritualnya. Sampai point ini saya sangat setuju. Saya masih ingat dengan guru saya dulu yang suka marah-marah karena ternyata memiliki masalah pribadi didalam rumah tangganya.

2.)Evaluasilah dirimu sendiri

Kalian mungkin sudah meraih gelar sarjana pendidikan dan sudah pernah menulis banyak jurnal serta menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi. Namun hal tersebut tidak membuat diri anda merasa bermudah-mudahan dalam menilai diri sendiri. Mengevaluasi cara mengajar sangat penting untuk dilakukan bagi serang guru. Untuk itu, luangkanlah waktu beberapa menit setelah kelas berakhir untuk mengevaluasi diri anda sendiri saat mengajar para peserta didik agar cara mengajar anda akan senantiasa membaik sehingga memberikan manfaat tersendiri bagi para siswa. Dari poin nomor dua membuat saya beranya-tanya, apakah guru-guru saya dahulu juga demikian? Saya berbaik sangka bahwa mereka pasti juga melakuakan hal tersebut agar bisa menjadi guru yang lebih baik lagi.

3.)Memberikan Tekanan Yang Positif

Bukan sebuah hal yang mengejutkan bahawa seorang guru akan marah saat menghadapi siswa-siwanya yang gagal dalam ulangan harian atau ujian tengah semester dan hal ini sebetulnya tidaklah elok untuk dilakukan. Namun apakah guru sama sekali tidak boleh memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap muridnya? Jawabannya boleh-boleh saja. namun yang perlu ditekankan disini adalah memberikan tekanan positif. Seperti apa tekanan positif itu? Tekanan positif yang dimaksud adalah memberikan semangat yang membangun untuk meningkatkan semangat belajar para siswa agar meraka memiliki motivasi yang baik dalam belajar. Hal yang tak kalah penting adalah jangan lupa untuk mengapresiasi dan memberikan pujian kepada para siswa saat mereka berhasil dan meraih nilai yang memuaskan. Sampai pada poin yang ketiga ini, saya merasa amazed bahwa sudah menjadi guru bukan berarti fase berhenti belajar kita telah selesai. Justru saat terjun langsung ke dunia pendidikan yang real, kita memiliki banyak PR untuk dikerjakan. Saya harap saya bisa menjadi guru yang demikian. Tidak hanya bisa memberikan ilmu semata, namun juga bisa memberikan dukungan yang berarti untuk para peserta didik serta dorongan positif agar mereka memiliki motivasi belajar yang baik dan sehat secara fisik dan mental.

Jumat, 23 April 2021

Laporan Bacaan: Characteristics of Middle School Learners (Magang 1) #Tres

 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TINGKAT SMP/SEDERAJAT

oleh: Muhammad Rifqi (11901150) 

PAI 4B FTIK IAIN Pontianak 2021


Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamualaikum ya Asdiqaa'i. Marhaban bikum, Masaa'al Kahir?

Memasuki hari ke sebelas pada bulan Ramadhan ini, saya diberikan keberkahan waktu oleh Allah untuk menyusun laporan bacaan mingguan guna memenuhi tugas mata kuliah “Magang 1” yang mana bahan bacaan saya pada pekan ini menyinggung tentang karakteristik peserta didik, lebih khususnya yaitu peserta didik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Entah mengapa pekan ini saya tertarik untuk membaca artikel ini, mungkin karena saya akan melakukan observasi di sebuah Madrasalah Tsanawiyah. Well, let see then. Adapun referensi bacaan saya dapat anda lihat langsung melaui link ini à https://blog.penningtonpublishing.com/reading/characteristics-of-middle-school-learners/


Pelajar Sekolah Menengah Pertama atau SMP memiliki karakteristik yang cukup berbeda secara kualitatif dibanding para siswa dan siswi atau anak Sekolah Dasar atau SD. Hal ini yang saya yakini kepada para orang tua (walaupun saya belum menjadi orang tua, hehehe…) yang tentunya mereka lebih mengenal anak mereka sendir dibanding guru-guru dari anak mereka yang hanya mengajar anak-anak mereka disekolah selama lima atau enam hari denagn durasi jam sekitar lebih kurang tujuh jam per harinya. Berdasarkan artikel yang menjadi rujukan saya tersebut memaparkan bahwa para orang tua biasanya akan mendapati anaknya yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederaat akan melalui fase dimana terjadi perubahan karakteristik secara kognitif dan sosial pada anak mereka. Seorang guru Bahasa Inggris di Amerika serikat mendapati para siswanya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau mereka sebut dalam bahasa inggris sebagai Middle Scooler menghadapi tantangan belajar serta masing-masing dari mereka memiliki kesuksesan tingkat belajar yang berbeda-beda.

 Dari pengalamannya menjadi guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, beliau mendapati bahwa anak-anak atau para siswa dan siswi di Sekolah Menengah Pertama memiliki daya semangat baca secara umum yang agak tinggi dibanding dengan para siswa dan siswi atau anak-anak di tingkat Sekolah Dasar. Hal ini beliau duga karena anak-anak atau para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama memiliki rasa penasaran serta rasa ingin tau yang cukup besar dibanding dengan anak-anak atau para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Dasar atau primary school. Sebelum mengalami hal ini, beliau mengira bahwa karakteristik daya minat baca pada anak-anak atau para siswa di tingkat Sekolah Dasar dan anak-anak atau para sisa di tingkat Sekolah Menengah Pertama akan sama, nyatanya beliau salah dalam hal ini.

 

Para siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)  memiliki banyak hal yang harus mereka pelajari dibanding anak anak di tingak Sekolah Dasar (SD). Para siswa atau anak-anak di Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan memerlukan lebih benyak tentang pengetahuan kosa kata, pelajaran sikap sosial serta pembelajaran membangun hubungan yang baik dibanding dengan para siswa atau anak-anak di seklah dasar (SD). Namun, semuanya tak selalu berjalan lurus. Terkadang anak-anak atau para siswa dan siswi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menghadapi lebih banyak hambatan belajar dibanding dengan anak-anak atau para siswa di Sekolah Dasar (SD). Fase ealy teenager memang berbahaya kan guys? Jika tanpa bimbingan, maka mereka kemungkinan akan berakhir kepada masalah kenakalan remaja. Semoga hal teesebut tidak akan terjadi kepada adik-adik dan keluarga kita ya.

 

Pada paragraph atau alenia ke empat dari artikel, sang penulis menyebutkan bahwa walaupun anak-anak atau para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki minat baca yang lebih besar dibanding dengan anak-anak atau para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Dasar (SD), anak SMP cendrung lebih cepat bosan ketika dihadapkan dengan suatu bacaan sederhana berbasis kartun sehingg beliau melihat bahwa murid-muridnya langsung memilih untuk langsung tidak belar ketika di hadapkan dengan sebuah materi pengembangan yang berbasis pelajaran kelas 4 SD. Para murid beliau langsung tidak tertarik ketika melihat sebuah judul bacaan yang di sampingnya tersisipkan sebuah kartun yang terkesan kekanak-kanakan.

 

Anak-anak atau para siwa dan siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan lebih mementingkan konsep diri tentang menhadapi situasi nyata dibanding dengan seuatu yang tidak pasti sehingga biasanya para siswa dan siswi atau anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan langsung merasa bosan jika di hadapkan dengan sebuah bacaan-bacaan yang mereka anggap semu sehingga tak jarang rekasi yang mereka keluarkan saat membaca berita-berita di Koran adalah sebuah kebosanan dan jauh dari kata menarik meskipun tidak semua dari anak-anak atau para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki respon yang sama terhadap hal demikian.

 

Sebuah riset yang dilakukan oleh tima peneltian The RtI (Response to Interventio) Jaringan kota di Amerika Serkat (USA) melaporkan bahwa sebagai seorang guru di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memerlukan kemampuan startegi pengajaran menumbuhkan minat membaca dan menulis pada anak-anak atau para siswa dan siswi SMP, adapun artikel yang bisa menjadi rujukan para guru di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) salah satunya adalah yang bertajuk Twelve Tips to Teach the Reading-Writing Connection yang di unggah di blog blog.penningtonpublishing.com . Selanjutnya, para guru di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hendaknya menekankan kepada murid-murid mereka akan pentingnya informasi dari konten bacaan yang diberikan. Lebih lanjut, hal ini juga bisa menjadi objek penilaian tersendiri dimata para guru di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

 

Perkembangan Kognitif Siswa SMP

Saat memasuki usia dua belas tahun, tiga belas tahun dan empat belas tahun, mayoritas dari para siswa dan siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama mulai mengalami masa-masa berkembang dari segi memahami imbol-simbol kedewasaan dan konsep yang abstrak. Menurut kalsifikasi Piaget, para siswa akan mengalami perkembangan tahap kemapuan operasional formal menuju tahap perkembangan kemampuan kedewasaan awal. Faktanya, belajar membuat otak mereka berkembang sehingga mereka mereka akan menghalami perkembangan paling lambat sebelum menuju fase kedewasaan selanjutnya, umunya, para remaja di SMP mengalami perkembangan karakteristik anatara lain:

1.     Rasa penasaran yang amat tinggi untuk mempelari hal-hal baru yang menurut mereka sangat berguna

2.     Menikmati pemecahan masalah yang mereka hadapi atau benar-benar terjadi di dunia nyata.

3.     Lebih mementingkan diri sendiri serta bagaimana bersikap kepada teman-teman meraka

4.     Menolak perataruan orang dewasa serta menginginkan kebebasan

5.     Mulai berfiki kritis

Dari lima poin diatas, rasa-rasanya banyak dari diri kita mengalami hal-hal tersebut di usai 12-14 tahun kan guy?. Lebih umumnya lagi, banyak anak SMP juga yang sudah mulai mengenal pacaran. Entahlah, mungkin karena pengaruh fase pubertas awal kali ya?

Dari semua paparan diatas, saya mencobat untuk menerjemahkan dari artikel aslinya yang berbahasa inggris ke bahasa Indonesia dengan 100% kalimat saya sendiri sehingga saya mohon maaf jika banyak terjemahan yang kurang tepat atau typo yang mengganggu. Semua pembahasan  diatas masih belum semua yang saya terjemahkan dari artikel aslinya, sehingga jika kawan-kawan sekalian tertarik untuk membacanya lebih lanjut, kawan-kawan bisa langsung mengunjungi blog aslinya yang berbahasa inggris yang saya taruh linknya di paragraph atau alenia pertama, sekaligus melatih kemampuan English Reading Skill kalian. Saran saya jika kalian belum mampu membaca langsung, jangan diterjemahkan di google translate ya, karena sudah dipastikan bahwa terjemahannya akan berujung tidak masuk akal alias kalimat yang penuh dengan kerancuan.

 

Berbicara soal masa-masa SMP, tak lain dan tak bukan adalah masa-masa yang membosankan bagi saya. Letihnya belajar serta menghadapi guru yang galak sudah menjadi makanan sehari-hari yang mau tidak mau harus dirasakan oleh sabgian kita. Walaupun sekarang saya merasa agak menyesal karena tidak menggunakan waktu belajar yang maksimal di masa-masa SMP sehingga saya merasa kecacatan ilmu yang saya rasakan sekarang akibat ketidakmaksiamalan saya dalam menggunakan waku untuk di belajar di masa-masa tersebut. Tapi sudahlah, semuanya sudah berlalu, untuk adik-adik yang sekarang sedang mati-matian belajar daring karena pandemi, jangan putus semangat ya. Dengan izin Allah, semua itu pasti berlalu.

 

Masa-masa SMP saya penuh dengan cerita dan dinamika. Perubahan emosi yang selalu teradi di dalam diri senantiasa membuat perasaan menjadi tak menentu. Mulai dari rasa ingin untuk melanggar aturan sekolah sampai melalaikan Pekerjaa Rumah (PR) sudah pasti pernah dilakukan. Tak jarang hal-hal seperti ini yang membuat kita sangat merasa muak untuk berlama-lama berada di sekolah. Baru pukul delapan pagi saja, perasaannya pengen cepat istirahat. Baru pukul sebelas, rasanya sudah ingin pulang ke rumah. Hal ini agaknya sudah menjadi rahasia umum bagi anak-anak atau para siswa dan siswi di tingka Sekolah Menengah Pertama (SMP) kecuali bagi mereka yang tujaun ke sekolahnya untuk pacaran. Tak jarang dari mereka terlihat semangat unutk berangkat sekolah awal dengan semangat guna menemui ”cinta monyet” nya. Paling ironisnya,di usia tersebut para remaja sudah memiliki kemampuan untuk berias wajah serta memakai lipstick ke sekolah. Bukankah hal tersebut sangat tidak layak untuk dilakukan siswa SMP dilingkungan sekolah?. Entahlah, mungkin memang sudah dianggap lumrah oleh mereka.

 

 Momen paling indah yang biasanya dirasakan para siswa dan siswi SMP adalah ketika gurunya tidak bisa hadir yang kebetulan pada waktu itu ada PR yang waktu pengumpulannya harus diundur ke pertemuan berikutnya. Situasi seperti ini pasti menyenangkan bukan? kecuali jika kalian adalah siswa pintar serta sudah menyelesaikan PR nya jauh-jauh hari sebeulum tenggat waktu yang ditentukan. Pasti rasa kesal akan meliputi hati kalian bukan?

 

Bagaimana kawan-kawan? Apakah ada dari kawan-kawan yang sudah tamat SMP memiliki kesan yang henndak dibagikan kepada kami? Atau juga ada dari adik-adik yang masih duduk di bangku SMP yang membaca artikel ini tertaik untuk berbagi cerita tantangan belajar daring (Dalam jaringan) di masa-masa pandemi ini? Kalian pasti punya banyak hal menarik serta hal-hal yang ingin dikeluhkan bukan? jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom komentar ya. Wassalaamu’alaikum.

Jumat, 16 April 2021

Laporan Bacaan: Lunchtime at School (Magang 1) #dos

Kontroversi Waktu Istirahat di Sekolah

oleh: Muhammad Rifqi (11901150) 

PAI 4B FTIK IAIN Pontianak 2021


Bacaan saya pada minggu ini masih seputar Kultur Sekolah atau kebiasaan yang ada di lingkungan sekolah. Lebih spesifiknya yaitu mengenai waktu atau jam istirahat di Sekolah. Pada laporan bacaan minggu ini, saya hendak mengulas tentang waktu istirahat dan makan siang di sekolah. Artikel rujukan saya kali ini adalah situs berbahasa inggris yang sobat bisa kunjungi langsung dari link ini --> https://www.publicschoolreview.com/blog/longer-lunches-smarter-students-the-controversy-of-10-minute-or-1-hour-lunch-periods

Mengutip dari laman publicschoolreview.com , beberapa negera ada yang memberi jam istirahat di sekolah untuk makan siang hanya sepuluh menit sementara di Negara lain pula ada juga yang mmberi waktu istirahat selama satu jam di sekolah untuk digunkan sebagai jam makan siang dan sebagainya. Lain Negara lain kebudayaan atau kultur dan kebijakan. Dalam artikel yang saya jadikan referensi bahan bacaan untuk minggu ini, artikel tersebut membahas dan mengulas mengenai pro dan kontra (kontroversi) mengenai jam istirahat atau makan siang dari yang hanya memberikan waktu selama sepuluh menit sampai satu jam. seperti topic yang menarik bukan? baca dengan telti ya sobat agar tidak salah faham. Oke?!

 

Di Amerika serikat (USA) melaporkan bahwa untuk jam istirahat makan siang di tingkat sekolah dasar (SD) menyediakan waktu selama dua puluh lima menit sehingga diharapkan waktu tersebut cukup untuk digunakan sebagai momen makan siang pagi para siswa dan siswi sekolah dasar di Amerika Serikat (USA). Sementara untuk jenjang atau tingkat sekolah menengah pertama (SMP), pihak yang berwenang umunya memberikan waktu selama dua puluh lima menit untuk digunakan sebagai jam makan siang atau yang biasa mereka sebut dalam bahasa inggris sebagai school luch. Dari artikel tersebut juga menyebutkan bahwa waktu yang disediakan tersebut sudah termasuk untuk mengantri makanan di kantin sekolah atau dalam bahasa inggris mereka sebut sebagai school cafeteria serta dalam menyari tempat untuk duduk selama makan siang. Beberapa siswa yang cukup gesit, mereka bisa menggunakan waktu untuk mengantri makanan di kantin, mencari tempat duduk dan menghabiskan makanan mereka, keseluruhan hanya memakan waktu istirahat selama lima belas menit atau kurang dari lima belas menit.

 

Aturan waktu istirahat makan siang seperti ini di Amerika Serikat (USA) sudah berlaku sejak tahun 2009 serta dari tahun tersebut juga kontroversi mengenai isu-isu waktu istirahat makan siang di sekolah sehingga hal ini kerap menjadi bincangan yang hangat di sana. Bagaimana dengan Negara kita Indonesia? Tampaknya agak jarang yang mengangkat topik seperti ini bukan?.

 

Selain isu-isu waktu istirahat yang dianggap tidak tepat, Amerika Serikat (USA) juga memiliki masalah lain mengenai makan sang di Sekolah dari segi menu makanan yang tersedia. Umunya para siswa dan siswi sekolah di Amerika Serikat (USA) ketika jam istirahat makan siang, mereka hanya bisa maka junkfood atau makanan cepat saji sehingga hal ini kerap juga menjadi perbincangan hangat bagi para ahli kesehatan di Amerika Serikat (USA) yang mana menurut mereka bahwa para pelajar seharusnya mendapat gizi yang seimbang seperti sayur dan buah untuk di makan selama jam istirahat makan siang di Sekolah.

 

Amerika Serikat (USA) sudah terkenal dengan jumlah penduduk tingkat obesitas yang cuku tinggai, hal ini agaknya juga disebabkan oleh kebiasaan makan siang para siswa dan siswi deskolah yang terbiasa makan makanan cepat saji (junkfood) seperti burger, pizaa dan sandwich karena memang makanan-makanan cepat saji tersebut dipopulerkan oleh negeri paman sam. Jika Indonesia, mungkin makanan-makanan seperti ini dianggap seperti makanna mewah bukan? secara makanan-makanan seperi pizza atau burger umumnya di jual dengah harga yang cukup tinggi di Indonesia dibanding dengan nasi uduk bungkus atau ayam geprek sehingga saya rasa masyarakat Indonesia agak jarang makan makanan cepat saji di banding dengan warga Amerika Serikat (USA).



Umumnya, semua sekolah di Indonesia pada jenjang SMA memilki dua rombel waktu istirahat, hal inilah yang saya rasakan selama tiga tahun di bangku Madrasah Aliyah. Jika ditanyakan kepada semua pelajar di kelas saya mengenai jam apa yang paling ditunggu-tunggu disekolah selain jam pulang, maka mayoritas dari mereka akan menjawab bahwa jam yang mereka tunggu-tunggu adalah jam istirahat. Dan sejujurnya, saya pun sama seperti mereka. Saya selalu menunggu jan istirahat. Bukan tanpa alasan, melainkan perut saya pasti sudah sangat lapar begitu juga dengan teman-teman saya yang lainnya. Setelah jam istirahat, masalah lain yang harus dihadapi oleh mayoritas siswa adalah jumlah kantin yang terbatas serta waktu istirahat yang terlalu singkat sehingga tak sedikit siswa  yang sampai jam istirahat habis pun masih belum makan apapun. Hal ini terkadang harus membuat mereka menahan lapar hingga jam pulang tiba sehingga mereka hanya bisa makan ketika sudah pulang kerumah, dan hal seperti ini sudah sering saya alami selama duduk di bangku sekolah.

Pada dasarnya, waktu istirahat yabg diberikan sekolah selama lima belas sampai dua puluh menit tersebut seharusnya cukup untuk digunakan untuk makan dan minum. Namun dikarenakan banyaknya siswa pada suatu sekolah serta terbatasnya jumlah kantin lah yang membuat hal tersebut berujung kepada siswa-siswi yang tidak dapat jatah makanan selama waktu istirahat. Hal seperti ini agaknya kurang mendapatkan perhatian yang cukup bagi pihak di sebagian sekolah yang mereka terkadang terlalu fokus terhadap pendisiplinan siswa sehingga melupakan apa yang menjadi hak bagi setiap pelajar di Indonesia, dan seperti itulah hakikat dari sebuah gedung kotak bernama sekolah yang dipahami oleh sebagian pelajar yang sering mengalami kelaparan selama jam sekolah.

Satu-satunya solusi yang harus ditempuh oleh para siswa agar tetap bisa makan saat jam istirahat adalah dengan membawa bekal makanan sendiri ke sekolah. Tidak selamanya para pelajar harus menyalahkan sekolah untuk semua kesulitan dan penderitaan yang mereka dapat selama bersekolah. Konsekuensi dari bersekolah sendiri salah satunya adalah harus kuat mental dalam menghadapi ketidakadilan yang akan selalu di dapat selama disekolah, baik guru yang terkadang tidak objektif dalam memberi nilai maupun gangguan dan bully yang akan selalu di dapat selama jam sekolah berlangsung. Di sekolah manapun seorang siswa belajar, maka mereka tidak akan pernah lepas dari yang namanya rasa lelah dan putus asa.

Membawa bekal makanan sendir ke sekolah bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk dilakukan. Para siswa hanya perlu bangun lebih pagi agar bisa menyiapkan bekal makanan dan minuman untuk di bawa kesekolah. Dengan begitu para siswa yang sering tidak kebagian makanan di kantin pada saat jam istirahat, mereka tidak perlu mengantri dan berdesak-desakan di kantin hanya untuk sepiring nasi dan segelas teh es. Membawa bekal makanan dan minuman sendiri ke sekolah ternyata lebih sehat karena kamu tahu bagaimana proses makanan tersebut di buat serta tidak tercemar oleh udara kotor seperti jajanan di sekolah yang kebanyakan diolah dengan minyak goreng yang sudah digunakan secara berkali-kali.

Tak dapat di pungkiri, membawa bekal makanan sendiri ke sekolah adalah jalan emasnya bagi para pelajar introvert. Sebagian siswa yang merasa tidak nyaman untuk makan di keramaian serta berdesak-desakan dikantin memilih untuk makan sendirian di kelas dengan cara membawa bekal makanan sendiri ke sekolah. kesendirian dan ketenangan merupakan surga bagi para introvert. Cara ini pun lebih memudahkan para siswa untuk sambil membaca buku dan mengerjakan tugas di sela-sela waktu makan pada jam istrahat sehingga jam istirahat tersebut tidak hanya habis untuk makan siang semata, melainkan para siswa bisa menjadi lebih produktif serta belajar tentang memanajemen waktu yang baik selama di sekolah.

Berdasarkan pengalaman pribadi jika ingin membawa bekal makanan ke sekolah, maka langkah pertama yang harus di lakukan adalah bangun lebih pagi dari jam biasanya kira-kira tiga puluh menit sebelum jam bangun normal. Tidak selamanya kamu harus masak makanan untuk di bawa kesekolah. Alternatif dari memasak, kamu bisa beli nasi uduk terdekat yang kamu sudah kenal atau sudah biasa membeli darinya sehingga makanan yang kamu beli bisa lebih terjamin dan higienis sehingga bagi kamu yang tidak punya cukup waktu untuk masak, kamu bisa beli nasi kuning atau nasi uduk bungkus untuk dibawa ke sekolah sehingga tidak ada lagi alasan untuk kamu kelaparan selama jam sekolah berlangsung. Hal ini juga membuat kamu tidak perlu repot-repot keluar kelas untuk membeli makanan kecuali kamu orang yang tidak bisa sendirian atau ambivert.

Cara praktis lainnya yang bisa kamu lakukan agar tetap bisa makan selama jam istirahat di sekolah tanpa harus mengantri mati-matian di kantin sekolah yang penuh dengan penderitaan batin adalah dengan memasak mie instan di rumah dan dibawa ke sekolah untuk disantap selama jam istirahat. Meskipun mie instan adalah bukan makanan yang cukup sehat apalagi untuk di makan di jam istirahat di sekolah, namun makan instan lebih baik dari pada harus menahan lapar sampai jam pulang sekolah bukan?

Hal lainnya yang kadang sukar untuk dilupakan oleh para pelajar di Indonesia adalah membawa air putih atau air mineral ke sekolah. Membawa bekal sebotol atau dua botol air putih agaknya perlu diperhatikan bagi para siswa SMA mengingat jam belajar mereka yang sangat panjang. Belum lagi anak kelas dua belas yang terkadang harus mengikuti bimbel sepulang sekolah yang artinya jam belajar mereka bertambah sehingga penting bagi para siswa dan siswi SMA untuk tetap terhidrasi sepanjang jam sekolah berlangsung guna membantu mereka agar tetap dapat mengikuti pelajaran dengan baik di kelas.

Menjaga tubuh untuk tetap terhidrasi sangat penting, khususnya bagi para siswa dan siswi SMA yang memiliki jam belajar yang cukup panjang dibanding adik-adik mereka yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Mengengah Pertama (SMP). Normalnya, tubuh kita membutuhkan air setidaknya saru liter per hari sehingga bagi adik-adik kita yang masih duduk di bangku SMA, mereka harus tetap bisa minun air putih yang cukup agar mereka terhindar dari dehidrasi yang dapat menbuat tubuh mereka terasa lemas selama jam sekolah berlangsung yang mana juga akan berdampak kepada proses belajar mereka di ruang kelas sehingga tak jarang didapati siswa atau siswi yang mengantuk di kelas selama jam belajar berlangsung.

Senin, 12 April 2021

Tips Menguasai Bahasa Asing

 


Mungkin kita sering lihat orang yang bisa banyak bahasa Pasti kebanyakan dari kita juga ngiri karena ngebayangin enaknya kalo bisa kayak mereka Kita bakal bisa nonton ini, ini, atau ini Tanpa harus baca teks subtitle  Tapi, tiap mau belajar bahasa baru, gak jarang kita ketemu aja sama mitos-mitos yang seakan-akan jadi halangan. Jadi sesusah apa sih belajar bahasa baru ?. Benar gak sih kita udah terlambat dan gak bisa lagi belajar banyak bahasa? Jawabannya, tentu aja bisa 


Faktanya, kebanyakan dari mereka yang jago banyak bahasa belajarnya itu pas udah dewasa. Emang, bayi lebih jago belajar bahasa karena otak mereka masih lebih fleksibel Tapi beda sama bayi, kita tau gimana caranya belajar Hmm... kalo gitu, gimana sih caranya kita belajar banyak bahasa?. Pertama, tentunya harus rajin Sama kayak otot, otak kita bakal lebih "Kuat" semakin sering kita latihan Dan latihan ngobrol sama orang lain juga bakal sangat-sangat-sangat ngebantu Ya, ngobrol pakek bahasa asing itu jauh lebih efektif dibanding ngobrolin bahasa asing Ini karena bahasa gak disimpan di satu tempat aja, tapi nyebar ke banyak bagian di otak Ibarat olahraga, gak lucu juga kalo latihan kita gak menyeluruh dan otot kita jadi gede sebelah Jadi, semakin sering dipake di berbagai situasi, otak kita bakal lebih terbiasa sama bahasa baru Selain rajin, kita juga harus kasih bahasa ini kehidupan lewat ingatan dan pengalaman Misalnya, kita suka kesusahan ngapalin kosa kata. Tapi, ada beberapa yang selalu keingat karena pengalaman lucu, menyenangkan, atau bahkan memalukan Tapi, ini gapapa karena semakin banyak kesalahan makin banyak juga yang bisa kita ingat Mungkin pengalaman tadi malah bikin kita minder karena takut salah Apalagi pas ngomong sama orang yang cuma bisa bahasa asing Kalo begini kita harus ngubah cara pandang kita sama bahasa yang kita pelajarin. 


Bayangin kalo bahasa bukan sebuah seni yang harus kita kuasain Tapi sebuah alat yang harus kita pakai buat berkomunikasi Karena percuma juga kalo kita jago tapi yang diajak ngomong ternyata gak ngerti Bisa ngomong lebih dari satu bahasa emang banyak keuntungannya Selain buat ngobrol, tau banyak bahasa juga bisa bikin kita jago multitasking Bahkan bisa nunda penyakit otak Dan pastinya bahasa kita jadi jendela kita buat belajar budaya dunia


Punya pertanyaan? Tulis aja di kolom komentar di bawah!

Keep asking and stay curious!


Credits:

- "Kok Bisa?" Youtube Channel: kokbisachannel@gmail.com

- Tiffani Angelica, for this episode's end narrator (instagram.com/tiffaniangelica) - And a massive THANK YOU to everyone for watching this and for all of your support!

Minggu, 11 April 2021

arabic101.org - Jaringan Terbaik Untuk Belajar "Qur'anic Arabic"

 9

di Kanal Youtube "Arabic 101" kamu bisa belajar membaca Al-Qur'an dari 0 (Nol) sampai kepada tahap memahami Al-Qur'an. kamu juga bisa mendapatkan lembar pembelajaran dalam bentuk PDF secara gratis di website arabic101.org. 

Jaringan ini Insya Allah juga akan membuka program pelatihan skill Tajwid dan Bahasa Arab kamu dalam memahami Al-Qur'an selama 30 hari kedepan di bulan Ramadhan 2021.

Kamu juga bisa menginfakkan donasimu untuk Jaringan arabic101 melalui portal https://www.patreon.com/101Arabic

Semoga Allah mudahkan kita dalam meraih karunia dan nikmat-Nya.

Wabillaahit Taufiq.

French Influence On English


When we talk about English, we often think of it as a single language  but what do the dialects spoken in dozens of countries around the world have in common with each other, or with the writings of Chaucer? And how are any of them related to the strange words in Beowulf? The answer is that like most languages, English has evolved through generations of speakers, undergoing major changes over time. By undoing these changes, we can trace the language  from the present day back to its ancient roots. While modern English  shares many similar words with Latin-derived romance languages, like French and Spanish, most of those words were not originally part of it. Instead, they started coming into the language with the Norman invasion of England in 1066. 

When the French-speaking Normans conquered England and became its ruling class, they brought their speech with them, adding a massive amount of French and Latin vocabulary to the English language previously spoken there. Today, we call that language Old English. This is the language of Beowulf. It probably doesn't look very familiar, but it might be more recognizable if you know some German. That's because Old English belongs to the Germanic language family, first brought to the British Isles in the 5th and 6th centuries by the Angles, Saxons, and Jutes. The Germanic dialects they spoke would become known as Anglo-Saxon. Viking invaders in the 8th to 11th centuries added more borrowings from Old Norse into the mix. It may be hard to see the roots of modern English underneath all the words borrowed from French, Latin, Old Norse and other languages. But comparative linguistics can help us by focusing on grammatical structure, patterns of sound changes, and certain core vocabulary. For example, after the 6th century, German words starting with "p," systematically shifted to a "pf" sound while their Old English counterparts kept the "p" unchanged. 

In another split, words that have "sk" sounds in Swedish developed an "sh" sound in English. There are still some English words with "sk," like "skirt," and "skull," but they're direct borrowings from Old Norse that came after the "sk" to "sh" shift. These examples show us that just as the various Romance languages descended from Latin, English, Swedish, German, and many other languagesdescended from their own common ancestor known as Proto-Germanic spoken around 500 B.C.E. Because this historical language was never written down, we can only reconstruct it  by comparing its descendants,which is possible thanks  to the consistency of the changes. We can even use the same process to go back one step further, and trace the origins of Proto-Germanic to a language called Proto-Indo-European, spoken about 6000 years ago on the Pontic steppe  in modern day Ukraine and Russia. This is the reconstructed ancestor of the Indo-European family that includes nearly all languages historically spoken in Europe, as well as large parts of Southern and Western Asia. And though it requires a bit more work, we can find the same systematic similarities, or correspondences, between related words in different Indo-European branches. Comparing English with Latin, we see that English has "t" where Latin has "d", and "f" where latin has "p" at the start of words. 

Some of English's more distant relatives include Hindi, Persian and the Celtic languages it displaced in what is now Britain. Proto-Indo-European itself descended from an even more ancient language, but unfortunately, this is as far back as historical and archeological evidence will allow us to go. Many mysteries remain just out of reach, such as whether there might be a link between Indo-European and other major language families, and the nature of the languages spoken in Europe prior to its arrival. But the amazing fact remains that nearly 3 billion people around the world, many of whom cannot understand each other, are nevertheless speaking the same words shaped by 6000 years of history.

Sabtu, 10 April 2021

Laporan Bacaan: Kultur Sekolah (Magang 1) #uno

Sekolah Berseragam VS Tidak Berseragam 

oleh: Muhammad Rifqi (11901150) 

PAI 4B FTIK IAIN Pontianak 2021

Bacaan saya pada minggu ini adalah mengenai Kultur Sekolah. Pada laman bertajuk “UNIFORMS VS. FREE DRESS: BOTH HAVE ISSUES” yang dilansir di situs berbahasa inggris (Sobat bisa kunjungi situsnya di sini -> https://parentology.com/uniforms-vs-free-dress-both-have-issues/ ) membahas bahwa baik sekolah yang bersaragam maupun yang berpakaian bebas, masing-masing memiliki masalah tersendiri. Pada laman blog ini, saya akan mengulas bagaimana sudut pandang saya dalam memandang masalah ini dengan 100% opini saya dan sebisa mungkin saya akan bersifat objektif serta menghindari copy-paste.

 


Dari paragraf pertama yang dilansir, ternyata di Amerika Sendiri memilki masalah tersendiri ketika public school mereka membuat aturan bebas berpakaian ke sekolah. Ketika sebuah daerah mengubah kebijakan sekolah mereka yang awalnya mempunyai aturan berseragam pada setiap hari sekolahnya bagi para pelajar, tiba-tiba aturan tersebut dicabut dan para pelajar dari setiap lembaga sekolah memiliki kebebasan untuk berpakaian bebas ke sekolah. Bagi sebagian pihak, mungkin hal ini tidak terlalu berpengaruh kepada kondisi ekonomi maupun sosial yang mereka hadapi namun sebagian orang hal ini akan memengaruhi kondisi finansial yang mereka hadapi sebagai suatu masalah yang harus mereka selesaikan sendiri.

Misalnya di Indonesia kita terapkan bersekolah tanpa seragam, para pelajar mungkin banyak yang menerima aturan tersebut dan mungkin banyak pula yang menolak dengan berbagai alasan tersendiri. Menurut saya, pihak pertama yang akan mendapatkan masalah dan dampak dari aturan atau kebijakan ini (pen, sekolah tanpa seragam) adalah pihak industri pakaian atau seragam sekolah. Setiap masuk awal tahun ajaran baru, para orang tua biasanya sudah sibuk untuk membeli seragam sekolah untuk anak-anak mereka yang mana hal tersebut sudah sangat lumrah terjadi di Negara kita. Hal ini tentunya sangan menguntungkan pihak industry pakaian atau seragam sekolah. Namun, apa yang akan terjadi pada industri tersebut jika aturan berseragam ke sekolah dicabut? Mungkin solusi yang akan mereka ambil adalah memproduksi jenis pakaian yang berbeda atau mungkin mereka akan beralih dari memproduksi seragam sekolah kepada pakaian atau gaun pengantin. Who knows?




Dari semua sekolah di Indonesia, saya berasumsi bahwa 100% sekolah Negeri di Indonesia menggunakan seragam ke sekolah. Para pelajar pada umumnya di Indonesia dan Negara-negara di asia lainnya sudah sangat dikenal dengan aturan seragam yang sangat ketat. Hal ini ternyata dipandang baik oleh sebagian cendikiawan dari Negara asing seperti di Amerika yang menganggap bahwa hal tersebut adalah sebagai penyetaraan antar siswa sehingga tidak ada kasta diantara terutama kesenjangan sosial dan ekonomi yang kerap terjadi antar pelajar. Hal ini mungkin yang menjadi salah satu faktor mengapa sampai sekarang budaya berseragam di Indonesia masih dijaga.


Benarkah bahwa seragam sekolah itu lebih mahal dari pada baju biasa? Tidak juga. Sebgain pihak di Amerika Serikat yang mendukung untuk tidak berseragam kesekolah adalah dengan alasan bahwa School Uniforms atau seragam sekolah mengeluarkan biaya yang lebih mahal atau dalam tanda kutip “lebih mahal” dari pada regular clothes atau baju bisa. Well, kita bandingkan di Indonesia, hal ini mungkin akan berbading terbalik. Ibu-ibu di Indonesia yang saya kenal pada umunya akan berusaha mencarikan seragam sekolah bekas kerabat yang mereka kenal dan mereka akan meminta seragam sekolah bekas kerabat mereka dan mereka berikan kepada anaknya untuk dipakai ke sekolah. Jadi, bagaimana tanggapan sobat mengenai berseragam kesekolah? Apakah sobat sekalian pernah memakai seragam sekolah bekas? Kasih tau di kolom komentar ya. 
 
Selama berselancar di dunia maya untuk mencari topik-topik mengenai pro dan kontra mengenai berseragam ke sekolah, saya membaca banyak sekali komentar-komentar menarik dari warganet mengenai isu ini, salah satunya adalah sebagai berikut.

 

“berseragam kesekolah bukanlah sebuah hal yang bagus serta hal tersebut sangat membuatku tidak nyaman karena para pelajar sering berkeringat ketika di dalam bis dan membuat seragam yang dikenakan menjadi terlihat tidak bagus serta kebanyakan seragam sekolah sangat sulit untuk di setrika. Parahnya, menteri pendidikan memaksa kita untuk berseragam sengan sempurna dan hal itu sangat mengecewakan” ~ Antonio Dorifto

Begitulah salah satu tanggapan warganet yang tidak setuju dengan peraturan berseragam ke sekolah. Saya pribadi selama 12 tahun bersekolah dari kelas 1 jenjang Sekolah Dasar hingga kelas 12 jenjang Sekolah Menegah Atas, saya selalu berseragam karena seperti yang kita tau memang di Indonesia sangat akrab dengan yang namanya seragam, baik di sekolah, tempat kerja maupun ikatan instansi lainnya. Hal ini sebetulnya bertujuan mulia yaitu menyeragamkan, karena itulah gunakan seragam bukan?

Namun tidak selamanya niat baik berbuahkan hal yang baik pula. Tujuan seragam sebenarnya sanat lah mulia. Kita diajarkan untuk saling memandang sama antar golongan status sosial dan ekonomi terhadap orang lain. Hal ini tentu mengajarkan kita bahwa apapun suku, ras, agama dan satus sosial seorang pelajar, mereka tetap diperlakukan setara dengan adanya seragam sekolah hal tersebut lebih menekankan tentang arti dari kesetaraan tersebut. Hanya saja, tidak selamanya seragam bisa jadi alternative untuk melambangkan kesetaraan. Seragam anak yang kaya pada umunya pasti akan terlihat lebih baru dibanding seragam anak yang kurang mampu, hal ini kerap menjadi isu tersendiri diantara pelajar.

Sobat taukah apa yang membuat Finlandia dinobatkan sebagai Negara dengan pola kurikulum terbaik di dunia?


Negara yang dikenal sebagai penemu Nokia ini ternyata tidak menggunakan aturan berseragam ke sekolah.


Namun, hal ini tentusaja tidak bisa kita jadikan barometer untuk semua Negara yang mengharuskan pelajarnya menggunakan seragam ke sekolah karena masing-masing Negara memiliki kultur dan budaya tersendiri.

Bagi saya sebagai warga Negara Indonesia, kebijakan berseragam kesekolah tidak sepenuhnya salah. Hal ini sebetulnya cukup menguntungkan bagi para pelajar karena mereka tidak harus memerlukan waktu yang lama untuk memilih pakaian apa yang hendak mereka kenakan untuk sekolah karena sekolah mereka memiliki seragam. Lain halnya jika kita ke sekolah menggunakan baju bebas.

Sebagian dari kita mungkin takut dipandang sinis jika berpakaian yang kurang bagus sementara teman-teman kita yang lainnya bisa mengenakan baju yang bermerk serta berasal dari brand yang terkenal dan kita sendiri hanya bisa mengguanakan baju murah yang dijual di pasar. Saya sangat bersyukur kita bisa tinggal di Indonesia karena sekolah kita pasti berseragam dan hal itu tidak menyita perhatian kita untuk lebih banyak belajar dibanding hanya harus fokus terhadap hal yang kurang penting seperti dalam pemilihan pakaian misalnya. Kita pasti akan merasa nyaman saat semua teman-teman kita menggunakan pakaian yang sama seperti yang kita kenakan ketika kesekolah sehingga hal tersebut dapat membawa kita kepada persatuan dan kerukunan dalam berteman.

Mengenai Kultur berseragam Ke Sekolah yang saya tau bahwa budaya ini sudah ada di Indonesia sejak masa Orde Baru karena Ibu saya lahir dimasa orde baru. Saya masih ingat bahwa ibu saya bercerita bahwa waktu kecil orang tuanya kerja bating tulang agar dirinya dan adik-adiknya bisa punya seragam sekolah, sepatu dan Tas. mereka sangat antusias ketika musim sekolah tiba. Ibu saya memiliki 5 saudara yang semua adik-adiknya termasuk dirinya bisa menyelesaikan sekolah sampai tingkat SMA bahkan adiknya yang ke 4 bisa sampai jadi Sarjana.

Perkembangan buda berseragam ke sekolah tidak selamanya selalu sama. dulu anak SMP & SMA mengenakan celana & rok pendek ke sekolah dan hal itu sekarang sudah berubah. Dengan Rahmat Allah Indonesia sudah menjadi lebih baik. Para muslimah bisa mengenakan hijab ke sekolah sehingga hal tersebut lebih dekat kepada penegakan Hak Asasi dan kebebasan menjalani agama masing-masing.

Jika membaca komentar warganet luar negeri mengenai Pro dan Kontra mengenai berseragam ke sekolah, kita akan mendapati alasan yang sama-sama kuat dan patut untuk dipertimbangkan. Masing-masing dari mereka memiliki alasan tersendiri dengan kondisi dan permasalahan yang mereka hadapi mengenai etika berpakaian ke sekolah.

 

“mereka semua memiliki poin yang penting pada opini atau komentar meraka dan tampaknya di zaman sekarang sekolah lebh memandang siswa dari segi penampilan, pakaian maupun seragam mereka dibanding kemampuan akademik yang mereka miliki”

Saya sepenuhnya setuju dengan komentar tersebut. Akan tetapi hal lain yang mungkin bisa kita pertimbangkan mengenai pro dan kontra berseragam ke sekolah adalah warga Negara kita sendiri mengingat topik seperti ini sangat jarang diangkat di media Negara kita, hal ini mungkin karena bagi sebagian kita tidak terlalu menanggapi hal-hal seperti ini sehingga tidak ada salahnya bagi saya bukan untuk membicarakan mengenai hal ini?.

Negara kita sangat memandang penampilan dan etika. Oleh karena itu, mungkin dengan berseragam kesekolah adalah solusi yang tepat demi menjaga para pelajar agar tetap berpakaian sopan saat keluar rumah. Hal ini bisa dijadikan momen latihan bagi mereka untuk senantiasa berpenampilan rapi dan bersih.

Jika kalian sudah membaca sampai ke paragraf ini, mungkin kalian juga perlu tau tentang pengalaman saya selama bersekolah dan kursus bahasa inggris. Alasan saya ingin menceritakan hal tersebut adalah dua momen tersebut terjadi yang mana salah satunya saya bisa melepas seragam.

Ketika duduk di bangku MTs, orang tua saya meminta saya untuk mengikuti kursus bahasa inggris selama tiga tahun yang mana saya harus berbaur dengan banyak remaja di luar sana yang berlatar belakang suku dan agama yang berbeda dari saya. Tidak seperti disekolah saya yang semuanya berbudaya dan beragama yang sama, ditempat kursus, saya mendapatkan banyak teman yang berasal dari etnis Tionghoa yang mana etika dalam berpakaian meraka cukup berbeda dengan yang biasanya etnis saya, melayu gunakan. Disitu kami berpakaian biasa, tidak ada seragam khusus dan tidak menggunakan sepatu. Selama tiga tahun saya berbaur dengan mereka yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda.

Sejujurnya, tidak memakai seragam juga ada keunikan tersendiri. Masing-masing dari kita bisa mengekspresikan diri sesuai latar belakang kita masing-masing. Seperti saya yang sangat menyukai warna hitam, maka saya selalu memilih baju yang berwarna hitam ketika mau pergi kursus dan begitu pula teman-teman saya yang lainnya yang menyukai warna yang berbeda, mereka juga selalu memakai baju dan jaket dengan warna favorit mereka.

 

Jadi? Bagaimana pendapat sobat sekalian? Apakah berseragam kesekolah adalah kebijakan terbaik untuk negara kita serta harus selalu dipertahankan? Ataukah sobat sobat sekalian memiliki pendapat yang bersebrangan mengenai hal tersebut? Tinggalkan jejak di kolom komentar ya.
 

Daryl Brown, a suicide survivor


South Africa has the 8th highest suicide rate in the world. On average, 18 men commit suicide daily in south Africa. This according to Daryl Brown, a suicide survivor and member of the South African Depression and Anxiety Group.

He says there are over 230 serious suicide attempts per month in this country.

Speaking to CapeTalk's Kieno Kammies, Brown says there is a lot of pressure put on South African men to be at their best as providers and head of families.

Sometimes it feels like you can't handle it...

Daryl Brown, suicide survivor

Brown also spoke about his own experiences and why he felt that suicide was his only way out.

I just felt exhausted, I was tired of waiting for this day when everything would be OK when

 

I'd feel competent and it felt like that day was never going to come. I really didn't see any

 

way out except by suicide.

Daryl Brown, suicide survivor

Jumat, 09 April 2021

Fusha & 'Ammiya


Fusha atau MSA (Modern Standar Arabic) adalah bahasa formal yang di gunakan di negara-negara arab yang mana juga digunakan sebagai bahasa Media, Kartun Anak-anak, Televisi, Literatur dan sebagainya. Bahasa arab "Fusha" juga populer disebut bahasa kitab kuning di Indonesia yang biasanya di perdalam dengan ilmu Nahwu dan Shorof.


'Ammiya adalah bahasa informal atau bahasa sehari-hari orang arab. 'Ammiya juga terbagi menjadi bermacam-macam dialek yang berbeda-beda dari satu negara Arab ke negara Arab yang lain.


Jadi? Apa tanggapan sobat pecinta bahasa mengenai dua versi bahasa Arab Yakni Fusha dan 'Ammiya. Mana yang menurut sobat lebih mudah untuk digunakan? Kasih tau di kolom komentar ya 👍😄

Macam-Macam Dialek Orang Arab


 Menjadi bahasa resmi di 26 Negara, Bahasa Arab pun mempunyai Dialektika yang berbeda-beda dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Berikut ini saya akan ulas 4 macam dialek bahasa arab dari timur tengah hingga afrika utara.

1. Dialek Negara Teluk

Dialek ini dituturkan di Negara-negara Semenanjung arab yang berada di wilayah sekitar Teluk Persia seperti Arab Saudi, UAE, Yaman, Oman dan Kuwait. Dari semua dialek di Liga Arab, dialek Negara Teluk lah yang paling jelas pelafan hurufnya sehingga bagi pelajar bahasa arab pemula, dialek negara Teluk jisa jadi pilihan utama.

2. Dialek Mesir

Di liga Arab, dialek mesir adalah dialek yang populer. Dialek Mesir bangak di gemari anak muda. Dialek mesir juga memiliki keunikan dari segi pelafalan huruf seperti huruf ج yang dibaca seperi huruf "G" Serta huruf ق yang terkadang dibaca sama seperti huruf ء

3. Dialek Levant

Dialek ini dituturkan di negara-negara arab Syamsiyah atau Levantine seperti Yordania, Libanon, Syria dan Palestina.


4. Dialek Maghrib

Dialek Maghrib dituturkan di negara-negara Arab wilayah Afrika Utara seperti Aljazair, Tunisia dan Maroko. Dialek Maghrib adalah dialek yang paling susah untuk dipelajari dan di mengerti karena logat nya yang agak berbeda dari logat Orang-orang di Semenanjung Arab. Dialek Maghrib juga banyak dipengaruhi oleh Bahasa Asing seperti Perancis, Spanyol dan Italia.


Gimana sobat pecinta bahasa? Apa dialek arab kegemaran kamu? Kasi tau di kolom komentar ya 👍😄

3 Jenis Sapaan Orang Prancis



 1. Bonjour

Bonjour merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Prancis. Bonjour digunakan untuk menyapa dari pagi sampai sore. "Bonjour" dapat digunakan kepada siapa saja dan dalam keadaan bapa saja, baik formal maupun informal.


2. Bonsoir

Bonsoir dalam bahasa Perancis artinya "Selamat Malam". Sama seperti " Bonjour ", " Bonsoir " juga dapat digunakan kepada siapa saja dan dalam keadaan bapa saja, baik formal maupun informal.


3. Salut

Tidak seperi Bonjour dan Bonsoir, Salut bisa digunakan baik di pagi hari maupun malam hari. Salut adalah sapaan informal orang prancis. Jadi, gunakan Salut hanya kepada orang yang sudah kamu kenal akrab saja ya. Oke? 👍😄

Enam Bahasa Penting di Dunia


 PBB atau Perserikatan Bangsa-bangsa adalah organisasi terbesar di Dunia. Selain Bahasa Inggris, PBB juga menggunakan lima bahasa lainnya, yakni yang akan saya bahas beserta bahasa inggris.

1.Bahasa Mandarin

Semua pasti tau bahwa Negara Rakyat Repubic Tiongkok adalah negara dengan populasi terbesar di Dunia dengan bahasa resminya yaitu Bahasa Mandarin yang membuat bahasa Mandari adalah bahasa yang paling banyak diturkan di dunia. Maka tak heran bahwa bahasa Mandarin dipilih oleh PBB sebagai salah satu dari 6 bahasa yang penting di Dunia.

2. Bahasa Spanyol

Jujur, semua bahasa Roman termasuk bahasa spanyol sangat terdengar keren. Tapi bagi saya, bahasa spanyol memiliki ritme yang unik serta paling keren dari bahasa Roman yang lain. Fakta menarik dari bahasa Spanyol adalah jumlah penutur aslinya yang terbanyak kedua didunia selah bahasa Mandarin. Hal ini yang membuat posisi bahasa inggris harus turun menjadi posisi ketiga dengan jumlah penutur aslinya di seluruh dunia.

3. Bahasa Inggris

Bahasa Internasional, yah itulah bahasa inggris. Dengan wilayah koloni nya yang seperempat dari wilayah bumi, Bahasa Inggris menjadi sangat populer di seluruh belahan dunia walaupun mereka tidak berbicara bahasa inggris akan tetapi mereka mengenal bahasa inggris. jadi, buat kalian yang sudah bisa bahasa inggris, selamat ya!

4. Bahasa Arab

Bagi umat Islam, bahasa arab tak asing lagi untuk di dengar, baik kerika adzan, sholat maupun berdo'a umat muslim di seluruh dunia tidak lepas dari bahasa Arab. Akan tetapi, selain menjadi bahasa bagi umat islam, Bahasa Arab juga memiliki kekuatan tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu dari enam bahasa resmi PBB. Jumlah Penutur Asli Bahasa arab di seluruh dunia menempati posisi ke empat dengan jumlah 26 negara di seluruh dunia yang menggunakan bahasa Arab sebagai Bahasa Resminya, sangat banyak bukan? Makanya, buat sobat yang sudah lelah belajar bahasa arab, tetap semangat ya!

5. Bahasa Perancis

Siapa sih yang tidak kenal dengan bahasa yang satu ini? bahasa yang paling romantis. Bahasa Perancis adalah bahasa roman yang mana bahasa perancis adalah salah satu rumpun dari bahasa roman lainnya seperti spanyol, portugis, italia dan romania.

6. Bahasa Russia.

saya sendiri tertarik dengan bahasa rusia setelah kartun Masha and The Bear populer. Bagaiaman dengan kalian? apakah kalian juga mulai tertarik untuk belajar bahasa Russia setelah menonton kartun Masha and The Bear atau jauh sebelum era kartun Masha and The Bear kalian sudah tertarik dengan bahasa Russia? beritau di kolom komentar ya :)

Bahasa Semit




Bahasa Semit atau dalam bahasa ingris disebut Semitic Language adalah rumpun bahasa yang ada di timur tengah dengan tiga bahasa terkenal sekarang adalah Bahasa Arab, Ibrani dan Aram. Dari ketiga bahasa tersebut, Bahasa Arab adalah bahasa palinng banyak dituturkan di Asia Barat dan Afrika Utara serta  satu-satunya bahasa semit yang termasuk kedalam Bahasa Resmi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Bagi kaliaan yang sudah mempelajari Bahasa Arab, maka selamat! kalian sudah mempelajari satu dari enam bahasa didunia yang digunakan oleh United Nation/PBB.

Tentang saya - كل شئ عني - All About Me - todo sobre mi



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Bonjour My Friends! mi nombre es Muhammad Rifqi. Ahlan bikum fil mudawwanai.

Salam kepada sobat pecinta bahasa! Selamat datang di Blog "I Love Language - Saya Cinta Bahasa".  Nama saya Muhammad Rifqi. Saya lahir pada Agustus 2001. Saya berkebangsaan Indonesia. Tahukah sobat bahwa Indonesia adalah negara Trilinggual terbesar di dunia? Yap. Maka saya bangga menjadi warga negara NKRI. Selain itu, Indonesia juga Negara dengan kekayaan bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini dan India yang berada di posisi ketiga. Dari seluruh populasi warga indonesia, lebih dari 70% dari mereka adalah billingual yang artinya mereka mampu berbicara lebih dari satu bahasa akan tetapi hanya ada satu bahasa resmi di Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu di NKRI..

Mempelajari bahasa asing adalah kegemaran saya. Tidak hanya Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, saya juga menyimpan minat untuk belajar seluruh bahasa di dunia secara Umum, baik itu Germanic Language, Romance Language, Semitic Language maupun Slavic Language. Masing-masing dari rumpun bahasa tersebut memilki keunikan masing-masing. Hal inilah yang membuat saya cinta bahasa dan mempelajarinya.

Adakah dari kalian yang juga sedang mempersiapkan diri untuk menjadi Polyglot dengan mempelajari bahasa-bahasa di dunia?